Kamis, 11 Juni 2015

PERENCANAAN PEMBELEAJARAN

(MODEL PEMBELAJARAN KONTEMPORER)


A. Pengertian Pembelajaran Kontemporer 
Pembelajaran teori kontemporer adalah pembelajaran berdasarkan teori belajar konstruktivisme. Pembelajaran berfungsi membekali kemampuan siswa mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Sesuai dengan prinsip belajar teori konstruktivisme, maka dalam pembelajarannya nampak ada pergeseran fungsi guru dan buku sumber sebagai sumber informasi. Guru lebih berfungsi membekali kemampuan siswa dalam menyeleksi informasi yang dibutuhkan. 

B. Menerapkan Pembelajaran Student-Centered Learning Strategies 
Pembelajaran konstruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini, belajar mengajar dalam arti cenderung berpusat pada subjek belajar. Pengajar dan siswa sama-sama aktif, siswa aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pengajar sebagai fasilitator. Bentuk pembelajaran “student-centered” dilaksanankan melalui belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif dan kolaboratif, generative learning dan problem-based learning. 
Model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori konstruktivisme mencakup pembelajaran kontekstual dan kuantum. 
1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) 
Dirancang dan dilaksanakan berdasarkan landasan filosofis konstruktivisme, yaitu suatu filosofis belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang dikembangkan oleh John Dewe pada awal abad 20 tahun yang lalu. Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan 7 komponen utama pembelajaran efektif, yaiu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan dan penilaian sebenarnya. 
a. Konstruktivisme 
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir yang dipergunakan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Dalam pandangan konstruktivis, “strategi memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan aseberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan : 
1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa 
2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri 
3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 

b. Menemukan 
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CLT (Contekstual Learning and Teaching). Langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri) : 
1. Merumuskan masalah 
 Dalam mata pelajaran apapun. Bagaimanakah silsilah raja-raja majapahit? (Sejarah), Bagaimanakah cara melukiskan suasana menikmati ikan bakar di tepi pantai kendari? (Bahasa Indonesia), Ada beberapa jeni tumbuhan menurut bentuk bijinya? (Biologi), Kota mana saja yang termasuk kota besar Indonesia? (Geografi). 
2. Mengamati atau melakukan observasi 
Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung, mengamati, dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati. 
 3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel dan karya lainnya. 
4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain : bertanya jawab dengan teman memunculkan ide-ide baru, melakukan refleksi, menempelkan gambar, karya tulis, peta, dan sejenisnya di dinding kelas, dinding sekolah, majalah dinding, majalah sekolah, dsb. 

c. Bertanya 
Questioning (bertanya) merupakan strategi tahap pembelajaran yang berbasis CLT. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi, dan mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. 

d. Masyarakat belajar 
Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CLT, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok yang anggotanya bersifat heterogen. Misalnya ahli internet, sablon dan sebagainya. “Masyarakat belajar” bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. “seorang guru yang mengajari siswanya” bukan contoh masyarakat belajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu informasi hanya datang dari guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari oleh guru yang datang dari arah siswa. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi bila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang memiliki pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari. 

e. Permodelan 
Maksudnya dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa di tiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu guru memberi model tentang bagaimana cara belajar. 

f. Refleksi 
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Siswa mengedepankan apa yang baru di pelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan yang bermakna di peroleh dari proses. Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran, kemudian sedikit demi sedikit bagaimana pengetahuan itu mengendap di benak siswa. Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. 

g. Penilaian yang sebenarnya 
Penilaian adalah proses pengumpulan data yang memberikan gambaran perkembangan siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu di ketahui oleh guru agar bisa memastikan siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasi siswa mengalami kemacetan belajar maka guru segera mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar karena gambaran tentang kemajuan belajar diperlukan sepanjang proses pembelajaran, maka assesment tidak dilakukan di akhir periode pembelajaran tetapi dilakukan bersama secara integrer tidak terpisah dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang benar ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (Learning How To Learn) bukan di tekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran karena assesment menekankan pada proses pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses bukan melulu hasil. 

2. Model Pembelajaran Kuantum 
Pengertian Quantum Teaching dapat di pahami melalui tiga hal yaitu : 
1) Quantum berarti interaksi yang berarti mengubah energi menjadi cahaya. Teaching berarti pembelajaran, untuk menghilangkan kesan “dominasi” tugas guru terhadap siswa, dan memberikan “pengakuan” lebih terhadap kemampuan siswa untuk belajar dengan bantuan dan bimbingan guru. Jadi Quantum Teaching atau pembelajaran kuantum adalah pembelajaran yang mengorkestrasikan berbagai interaksi yang berada di dalam dan di sekitar momen belajar, sehingga kemampuan dan bakat alamiah siswa berubah menjadi cahaya (kemampuan aktual). 
2) Percepatan belajar, berarti menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan sengaja seperti menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian, dan keterlibatan aktif. 
3) Fasilitasi, merujuk pada implementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar, mengembalikan proses belajar ke keadaannya yang mudah dan alami. Fasilitasi termasuk penyediaan alat bantu yang memudahkan siswa belajar. Dalam proses pembelajaran terjadi oskestrasi (penggubahan, penyelarasan, pemberdayaan komunitas belajar), sehingga orang-orang yang terlibat sama-sama merasa senang dan bekerja saling membantu untuk mencapai hasil yang optimal. 
Pembelajaran kuantum di rancang berdasar tiga hal, yaitu: asas utama, prinsip-prinsip dan model. Belajar adalah kegiatan full contact, suatu kegiatan yang melibatkan seluruh kepribadian manusia (pikiran, perasaan dan bahasa tubuh) disamping pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa datang. Belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, kegiatan ini dapat dicapai jika guru telah memasuki kehidupan siswa caranya yaitu dengan mengaitkan apa yang di ajarkan guru dengan peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademik siswa. 
Prinsip-prinsip pembelajaran kuantum yang digunakan dalam pembelajaran kuantum terdiri dari : 
a. Segalanya berbicara 
Prinsip segalanya berbicara mengandung pengertian bahwa segala sesuatu di ruang kelas “berbicara”, mengirim pesan tentang belajar dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru wajib mengubah kelas menjadi “komunitas belajar” masyarakat mini yang setiap detailnya telah diubah untuk mendukung belajar optimal dari cara mengatur bangku, menentukan kebijakan kelas, cara merancang pengajaran. b. Segalanya bertujuan 
Berarti semua upaya yang dilakukan guru dalam mengubah kelas mempunyai tujuan, yaitu agar siswa dapat belajar secara optimal untuk mencapai prestasi tertinggi. 
c. Pengalaman sebelum pemberian nama 
Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk hal-hal yang mereka pelajari. Pengalaman menciptakan ikatan emosional dan peluang untuk penamaan. Pengalaman juga menciptakan pertanyaan mental, membangun keingintahuan siswa. Dalam kondisi demikian barulah guru memberikan nama : menjelaskan materi pelajaran. Model pembelajaran kuantum mengambil bentuk hampir sama dengan sebuah simponi yang membagi unsur pembentuk mencari dua kategori yaitu konteks dan isi.


By: Isna Chaerany

1 komentar:

  1. How to Find the Best Casino - One Casino Site
    At one of our 룰렛 전략 casino sites, you'll find the one 스마일 먹튀 best casino 토토 사이트 추천 games you need to Titanium Plate supplier play. If 888스포츠 you're looking for a simple way to find your casino games, you'll have plenty

    BalasHapus