Kamis, 11 Juni 2015

Sejarah Pendidikan Islam

PENDIDIKAN PESANTREN


Sistem dan Kurikulum Pesantren 
Menurut historisnya, pesantren sudah tumbuh sejak ratusan tahun yang lalu dan telah mengalami dinamika dari yang tradisional maupun yang modern. Sebagai lembaga pendidikan Islam pesantran mempunyai unsur-unsur yang mempunyai ciri khas tersendiri. Unsur-unsur tersebut juga menjadi sesuatu yang harus ada dari lembaga pendidikan Islam ini. Berikut adalah unsur-unsur pesantren : 
1. Kyai 
2. Santri 
3. Masjid 
4. Pondok 
5. Pengajaran kitab-kitab klasik 
Kelima unsur tersebut mempunyai ciri khusus yang dimilki pesantren dan membedakan pendidikan pondok pesantren dengan lembaga pendidikan yang lainya. Sekalipun kelima elemen ini saling menunjang eksistensi sebuah pesantren, tetapi kyai memainkan peranan yang begitu sentral dalam dunia pesantren. 
Sebagaimana telah disebutkan di atas, maka dapat kita ketahui bahwa tradisi yang ada pada waktu itu, pengajaran yang diberikan kepada para santri hanyalah ilmu-ilmu agama, walaupun sebenarnya Islam juga mengakui adanya ilmu-ilmu umum. Namun tampaknya tradisi untuk sekedar mengajarkan ilmu-ilmu agam Islam hingga sekarang masih diwarisi dan dilestarikan oleh kalangan tertentu khususnya pesantren tradisional. Pengajaran keislaman ini ditempuh karena disesuaikan dengan tingkat kemampuan santri. Mereka awalnya dikenalkan dengan materi pengajaran yang paling dasar. Hal itu sesuai dengan kepentingan mereka yaitu hal-hal praktif dalam kehidupan keagamaan Islam sehari-hari. 
Dari sekedar materi yang bersifat dasar menjadi lebih interpretatif kendati masih sangat terbatas. Mahmud Yunus mencatat, “ilmu-ilmu yang mula-mula diajarkan di pesantren ialah nahwu dan sharaf, kemudian ilmu fikih, tafsir, tauhid, hingga pada ilmu tasawuf dan sebagainya. 

Pengertian Pesantren Salafi dan Khalaf 
A. Pesantren Salafi (Tradisional) 
Kata salafi itu sendiri diambil dari nomenklatur arab salafiyyun untuk sebutan sekelompok umat Islam yang ingin kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan Assunnah sebagaimana praktik kehidupan generasi pertama Islam. Pada waktu itu umat Islam sedang mengalami perpecahan dalam bentuk golongan madzhab tauhid hingga beberapa kelompok. Kelompok salafiyyun ini mengaku lepas dari semua kelompok itu dan mengajak semua yang telah terkelompok-kelompok menyatu kembali kepada ajaran Al-Qur.an dan Assunnah. 
Penggunaan kata salaf untuk pesantren hanya terjadi di Indonesia. Tetapi pesantren salaf cenderung digunakan untuk menyebut pesantren yang tidak menggunakan kurikulum modern, baik yang berasal dari pemerintah ataupun hasil inovasi ulama sekarang. Pesantren salaf pada umumnya dikenal dengan pesantren yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal semacam madrasah ataupun sekolah. Jadi, pesantren salaf yakni pesantren yang melakukan pengajaran terhadap santri-santrinya untuk belajar agama islam secara khusus tanpa mengikutsertakan pendidikan umum didalamnya. Kegiatan yang dilakukan biasanya mempelajari ajaran Islam dengan belajar menggunakan kitab-kitab kuning atau kitab kuno (klasik), yang menggunakan metode tradisional seperti hafalan, menerjemahkan kitab-kitab dan didalamnya berlangsung proses belajar mengajar. Dalam pesantren salaf peran seorang kyai atau ulama sangat dominan, kyai menjadi sumber referensi utama dalam sistem pembelajaran santri-santrinya. 
Pesantren salafi merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang sangat diperhitungkan dalam mempersiapkan ulama pada masa depan, sekaligus sebagai garda terdepan dalam memfilter dampak negatif kehidupan modern. Isltilah pesantren tradisional digunakan untuk menunjuk ciri dasar perkembangan pesantren yang masih bertahan pada corak generasi pertama atau generasi salafi. 

B. Pesantren Khalaf (Modern) 
Pesantren khalaf adalah pesantren yang disamping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, memasukan juga ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem klasikal oleh sekolah dan adanya materi ilmu-ilmu umum dalam muatan kurikulumnya. Pada pesantren ini sistem sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum digabungkan dengan pendidikan pesantren klasik. Dengan demikian, pesantren modern merupakan pesantren yang diperbaharui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah. 
Kondisi ini menunjukkan bahwa pesantren telah merubah dirinya menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam modern, bukan tradisional lagi. Modern disini dalam arti modern dalam bidang fisik, seperti dalam hal sistem dan metode, kurikulum dan perangkat fisik lain yang digunakan untuk menunjang berlangsungnya sebuah aktifitas pendidikan dan pengajaran berbagai sifat dasar yang dimiliki oleh pondok pesantren, kini sudah mulai terasa pudar sedikit demi sedikit, hanya sebagian kecil saja pondok pesantren yang dapat mempertahankan dirinya sebagai lembaga pendidikan Islam yang tradisional. 
Dalam sistem dan kultur pesantren dilakukan perubahan yang cukup drastis, diantaranya: 
1. Perubahan sistem pengajaran dari perseorangan menjadi sistem klasikal yang kemudian dikenal dengan istilah madrasah. 
2. Pemberian pengetahuan umum disamping masih mempertahankan pengetahuan agama dan bahasa Arab. 
3. Bertambahnya kompenen pendidikan pondok pesantren, misalnya keterampilan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar, kepramukaan untuk melatih kedisiplinan dan pendidikan agama, kesehatan dan olahraga serta kesenian yang Islami. 
4. Lulusan pondok pesantren diberikan syahadah sebagai tanda tamat dari pesantren tersebut dan ada sebagian syahadah tertentu yang nilainya sama dengan ijazah negri. 
5. Lembaga pendidikan universitas sudah mulai didirikan di kalangan pesantren. Modernisasi dalam pendidikan Islam merupakan pembaharuan yang terjadi dalam pondok pesantren, setidak-tidaknya dapat menghapus image sebagian masyarakat yang menganggap bahwa pondok pesantren hanyalah sebagai lembaga pendidikan tradisional, tempat pembangunan anak-anak nakal yang kurang didikan agama. Kini pesantren disamping berkeinginan melahirkan para ulama juga bercita-cita melahirkan para ilmuwan sejati yang mampu mengayomi umat dan memajukan bangsa dan negara. 

Kekurangan dan Kelebihan dari Pesantren Salafi dan Khalaf 
A. Kekurangan dan Kelebihan Pesantren Salafi 
Kelemahan yang dimiliki pesantren salafi pada umumnya antara lain: 
1. Menutup diri akan perubahan zaman, dan bersifat kolot dalam merespon modernisasi 
2. Lebih menekankan ilmu fiqh, tasawuf dan ilmu alat 
3. Adanya penurunan kualitas dan kuantitas pesantren salaf 
4. Penggunaan metode pembelajaran yang masih bersifat tradisional seperti halaqoh 
5. Kurangnya penekanan kepada aspek pentingnya membaca dan menulis 
6. Peran kyai yang dominan dan sumber utama dalam pembelajaran 
Dan adapun kelebihan dari pesantren salafi diantaranya: 
1. Ketakdziman seorang santri terhadap kyainya begitu kental 
2. Tempat mencetak kader-kader islam yang berakhlakul karimah dan mumpuni terhadap kajian-kajian agama seperti ilmu fiqh, tasawuf ataupun ilmu alat 
3. Sebagai tempat sentral belajar ilmu agama 
4. Tempat pendidikan yang tak mengenal strata sosial 
5. Mengajarkan semangat kehidupan demokrasi, bekerja sama, persaudaraan, persamaan, percaya diri dan keberanian hidup 

B. Kekurangan dan Kelebihan Pesantren Khalaf 
Adapun kekurangan yang dimiliki pesantren khalaf diantaranya: 
1. Kurang takdzimnya santri kepada kyai, karena santri lebih patuh pada peraturan pesantren 
2. Ketatnya peraturan-peraturan yang dibuat, yang menyebabkan ketidak nyamanan santri dalam belajar 
3. Ilmu-ilmu agama yang diberikan tidak lagi diberikan secara intensif 
4. Terdapatnya kecenderungan santri yang semakin kuat untuk mempelajari IPTEK 
5. Tradisi “ngalap berkah kyai” sudah tidak lagi menjadi fenomena yang dalam pesantren 
Kelebihan dari pesantren khalaf antara lain: 
1. Adanya perubahan yang signifikan dalam system, metode serta kurikulumnya 
2. Mau membuka tangan untuk menerima perubahan zaman 
3. Semangat untuk membantu perkembangan pendidikan di Indonesia tidak hanya dalam pendidikan agama saja 
4. Dibangunnya madrasah-madrasah bahkan perguruan tinggi guna mengembangkan pendidikan baik agama ataupun umum dalam lingkungan pesantren 
5. Perubahan terhadap out putnya yang tidak hanya menjadi seorang guru ngaji,ataupun guru agama di desa. Sekarang merambah ke dalam dunia politik, ekonomi dan beberapa bidang lainnya 

Sikap Pesantren Salafi dan Khalaf dalam Menghadapi Modernisasi 
Mengenai pesantren salafi, yang mana ia tak mau tersentuh sedikitpun oleh modernisasi, itu sebenarnya merupakan tantangan baginya. Karena bagaimanapun tuntutan masyarakat selalu berubah. Seperti cendikiawan-cendekiawan kita dahulu selain berilmu agama, berakhlakul karimah mereka juga ahli ilmu untuk mengurus dan memajukan dunia islam pada khususnya. 
Mungkin pesantren salafi harus mempunyai ketegasan sikap dalam menghadapi kemajuan zaman, agar eksistensi dan kiprahnya tetap dapat diterima semua kalangan. Karena selain tantangan zaman, tantangan dari diri pesantren salafi sendiri harus segera disikapi, seperti halnya beberapa problem yang terjadi dalam pesantren salafi antara lain: problem kurikulum, problem kualitas dan metode pengajaran. 
 Selanjutnya untuk pesantren modern untuk menyikapi modernitas yang telah membaur menjadi satu dalam sistem pembelajaranya berdasarkan realita yang ada, pesantren modern mampu unuk mengatasi modernitas dan mempertahankan keislaman mereka. Contohnya saja pondok pesantren modern Gontor yang mampu mencetak santri-santrinya selain ahli dalam agama juga ahli dalam ilmu umum, LPI Al-Hikmah sekolah Islam modern di Surabaya juga mampu menyeimbangkan antara pendidikan Islam dan modern. 
 Kini kita harus berpikir kembali untuk terus mengembangkan dan memperbahuri sistem pendidikan pesantren kita agar tidak ketinggalan dan membukitikan bahwa kaum muslim juga mampu menjadi cendekia dalam bidang ilmu pendidikan, baik agama maupun umum. Karena bagaimanapun pesantren adalah satu-satunya lembaga pendidikan agama Islam yang memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain, selain itu peran pesantren dalam sejarah Indonesia sangat berpengaruh, sehingga eksistensi dan kiprahnya harus terus dijaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar