Kamis, 11 Juni 2015

ULUMUL QUR'AN

AL-QUR'AN

Pengertian Al-Qur’an 
Al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat terbesar Rasulullah saw. Mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian secara bahasa dan pengertian menurut istilah. Al-Qur’an menurut bahasa adalah “bacaan” atau “yang dibaca”. Kata Al-Qur’an (القرأن) adalah bentuk mashdar dari fi’il qara’a (قرأ) yang diartikan dengan arti isim maf’ul, yaitu مقروء (yang dibaca/bacaan). Al-Qur’an menurut syara’ (istilah) ialah, “nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang ditulis dalam mushhaf”. 
Secara lengkap Dr. Bakri Syaikh Amin mendefinisikan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

 القران كلام الله المعجز المنزّل على خا تم الأنبياء والمرسلين بواسطة الأمين جبريل عليه السلام المكتوب فى المصاحف المحفوظ فى الصدور المنقول إلينا با لتواتر المتعبّد بتلا وته المبد وء بسورة الفا تحة المختتم بسورة النا س 

“Al-Qur’an adalah kalam Allah sebagai mukjizat yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul (Nabi Muhammad saw) dengan perantaraan al-Amin (Jibril as), ditulis dalam mushahif, terpelihara dalam dada manusia, disampaikan secara mutawatir, bacaannya diberi nilai ibadah, dimulai dengan surah Al-Fatihah, dan diakhiri dengan surah An-Nas.” 

Nama-nama Al-Qur’an 
1. Al-Kitab atau Kitabullah 
Artinya wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad itu merupakan kitab yang tersusun dalam sebuah buku yang khusus memuat wahyu Allah. 
2. Al-Huda 
Allah telah menyatakan bahawa Al-Quran itu adalah petunjuk. Dalam satu ayat Allah menyatakan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan dalam satu ayat yang lain Allah menyatakan ia sebagai petunjuk bagi orang-orang betaqwa. 
3. Al-Furqan 
Allah memberi nama lain bagi Al-Quran dengan Al-Furqan berarti Al-Quran sebagai pembeda antara yang haq dan yang batil. 
4. Ar-Rahmah (Rahmat) 
Allah menamakan Al-Quran dengan rahmat karena dengan Al-Quran ini akan melahirkan iman dan hikmah. Bagi manusia yang beriman dan berpegang kepada Al-Quran ini mereka akan mencari kebaikan dan cenderung kepada kebaikan tersebut. 
5. An-Nur 
Artinya cahaya yang menerangi manusia dari kehidupan yang gelap gulita kepada kehidupan yang terang-benderang. 
6. Ar-Ruuh 
Allah telah menamakan wahyu yang diturunkan kepada rasulNya sebagai roh. Sifat roh adalah menghidupkan sesuatu. Seperti jasad manusia tanpa roh akan mati, busuk dan tidak berguna. Dalam hubungan ini, menurut ulama Al-Quran mampu menghidupkan hati-hati yang mati sehingga dekat dengan Penciptanya. 
7. Asy-Syifaa’ 
Allah telah mensifatkan bahawa Al-Quran yang diturunkan kepada umat manusia melalui perantara nabi Muhammad sebagai penawar dan penyembuh. Bila disebut penawar tentu ada kaitannya dengan penyakit. Dalam tafsir Ibnu Kathir dinyatakan bahawa Al-Quran adalah penyembuh dari penyakit-penyakit yang ada dalam hati manusia seperti syirik, sombong, ragu dan sebagainya. 
8. Al-Haq 
Al-Quran dinamakan dengan Al-Haq karena dari awal hingga akhirnya, kandungan Al-Quran adalah semuanya benar. Kebenaran ini adalah datang dari Allah yang mencipta manusia dan mangatur sistem hidup manusia dan Dia Maha Mengetahui segala-galanya. 
9. Al-Bayaan 
Al-Qur’an memberi penjelasan kepada manusia tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan di dunia atau di akhirat. 
10. Al-Mau’izhah 
Al-Quran yang diturunkan oleh Allah adalah untuk kegunaan dan keperluan manusia, kerana manusia senantiasa memerlukan peringatan dan pelajaran yang akan membawa mereka kembali kepada tujuan penciptaan yang sebenarnya. Tanpa bahan-bahan pengajaran dan peringatan itu, manusia akan terlalai dari tugasnya karena manusia sering didorong oleh nafsu dan dihasut oleh syaitan dari mengingati dan mentaati suruhan Allah. 
11. Adz-Dzikr 
Allah SWT menyifatkan Al-Quran sebagai adz-dzikra (peringatan) kerana sebetulnya Al-Quran itu sentiasa memberikan peringatan kepada manusia kerana sifat lupa. Manusia mudah lupa dalam berbagai hal, baik dalam hubungan dengan Allah, hubungan sesama manusia maupun lupa terhadap tuntutan-tututan yang sepatutnya ditunaikan oleh manusia. 
12. Al-Busyraa 
Al-Quran sering menceritakan kabar gembira bagi mereka yang beriman kepada Allah dan menjalani hidup menurut kehendak dan jalan yang telah diatur oleh Al-Quran. Kabar-kabar ini menyampaikan pengakhiran yang baik dan balasan yang menggembirakan bagi orang-orang yang patuh dengan Al-Quran. 

Garis Besar Kandungan Al-Qur’an 
Pada uraian beriku ini dikemukakan pokok-pokok kandungan Al-Qur’an dengan lebih jelas. Pada garis besarnya Al-Qur’an berisi: 
1. Ajaran mengenai aqidah atau tauhid 
Yaitu ajaran tentang kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yakni Allah SWT dan menyembaah-Nya. 
2. Ajaran mengenai ibadah dan syariah 
Yakni ajaran yang membimbing manusia yang beriman, bagaimana cara beriman dan mengabdikan diri kepada Allah dengan baik dan benar. 
3. Ajaran tentang muamalah 
Yakni tuntunan mengenai hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah sebagai kholik, dan antara sesama manusia. 
4. Keterangan mengenai hak (yang benar) dan batil (yang salah) 
Ketentuan-ketentuan mana yang boleh dan harus dikerjakan atau halal, mana yang tidak boleh dikerjakan atau haram. 
5. Petunjuk-petunjuk ilmiah 
Yakni penjelasan tentang penciptaan manusia, penciptaan langit dan bumi, laut beserta segala keunikannya, dan lain sebagainya yang mendorong manusia untuk menggunakan akalnya dalam memanfaatkan alam dengan kandungan kekayaannya bagi kemakmuran dan kesejahteraan manusia itu sendiri. 
6. Keterangan-keterangan tentang alam ghaib 
Yakni penjelasan mengenai persoalan-persoalan yang tidak dapat dijangkau oleh panca indra, seperti tentang alam barzah atau alam kubur, siksa kubur, azab neraka, kebahagiaan di surga, padang mahsyar, mizan atau timbangan amal baik dan buruk, shirath, dan lain-lain. 
7. Kisah umat-umat terdahulu 
Yaitu kejadian pada zaman dahulu yang dialami orang-orang tertentu dengan segala akibatnya. Dengan dikemukakannya kisah-kisah tertentu, diharapkan orang dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut. Contoh dari kisah tersebut antara lain, kisah tentang Ashabul Kahfi, kisah tentang Qorun orang yang paling kaya tetapi paling pelit, dan sebagainya. 
8. Tabsyir dan indzar 
Yakni himbauan untuk memperbanyak amal soleh untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Disamping itu dikemukakan ancaman berupa siksa yang pedih bagi manusia yang tidak menghiraukan ajaran-ajaran yang telah digariskna Allah dan rasulNya. 

Pengertian wahyu 
Pengertian wahyu banyak dibahas oleh para ahli tafsir, ahli kalam dan ahli bahasa. Pandapat-pendapat itu bila diringkaskan sarinya adalah sebagai berikut: “wahyu itu ialah sesuatu yang dibisikan dan diilhamkan kedalam sukma atau isyarat cepat yang lebih cenderung dalam bentuk rahasia daripada terang-terangan”. 
Wahyu menurut ilmu bahasa adalah isyarat yang cepat dengan tangan dan sesuatu isyarat yang dilakukan bukan dengan tangan. Juga bermakna surah, tulisan, atau segala yang kita sebut kepada orang lain untuk diketahuinya. Sedangkan wahyu menurut istilah ialah “nama bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah kedalam dada nabi-nabiNya, sebagaimana dipergunakan juga untuk lafal Al-Qur’an”. 
Disebut dalam kitab Al Masyariq bahwa wahyu itu pada asalnya, ”sesuatu yang diberitahukan dalam keadaan tersembunyi dan cepat”. Yang dimaksud dengan “cepat” ialah sesuatu pengetahuan dituangkan kedalam jiwa secara langsung dengan tidak didahului ide-ide yang mucul atau tanda-tanda yang mendahuluinya. Wahyu Allah kepada nabi-nabiNya ialah “pengetahuan-pengetahuan yang Allah tuangkan kedalam jiwa mereka yang Allah kehendaki agar mereka menyampaikan kepada manusia sebagai petunjuk bagi mereka dalam mencapai kesejahteraan hidup di dunia serta kebahagiaan di alam akhirat. 

Macam-macam Wahyu 
1. Taklimullah (Allah berbicara langsung kepada nabiNya dari belakang hijab). 
Yaitu Allah menyampaikan apa yang hendak Dia sampaikan, baik dalam keadaan terjaga maupun dalam keadaan tidur. 
2. Allah menyampaikan risalahNya melalui perantara Malaikat Jibril, dan ini melipputi beberapa cara yaitu: 
a. Malaikat jibril menampakan diri dalam wujud aslinya 
b. Malaikat jibril datang terkadang dalam wujud seorang lelaki 
c. Malaikat jibril datang namun ia tidak terlihat tetapi diringi dengan suara yang mengiringinyaa 
3. Wahyu disampaikan dengan cara dibisikan kedalam qolbu. 
Yaitu Allah atau Malaikat Jibril meletakan wahyu yang hendak disampaikan kedalam qolbu nabi disertai pemberitahuan bahwa, ini merupakan dari Allah. 
4. Wahyu diberikan Allah dalam bentuk ilham. 
Yaitu Allah memberikan ilmu kepada nabi saat beliau berijtihad pada suatu masalah. 
5. Wahyu diturunkan melalui mimpi. 
Yaitu Allah memberikan wahyu kepada para nabinya dengan perantaraan mimpi. 

Perbedaan Wahyu, Ilham, Ta’lim 
Ketiga istilah ini memiliki kesamaan, bahwa semuanya sama-sama menunjukkan pengetahuan yang bersumber dari Allah. Perbedaannya adalah, wahyu hanya diperuntukkan bagi orang-orang tertentu yang dipilih oleh Allah, yaitu para Nabi dan Rasul, sedangkan ilham dan ta’lim diberikan oleh Allah kepada semua manusia. 
Pengertian ilham, menurut pendapat sebagian ulama, sebagaimana dikemukakan oleh Hasbi Ash-Shiddieqie, ialah: “menuangkan suatu pengetahuan kedalam jiwa yang menuntut penerimanya supaya mengerjakannya, tanpa didahului dengan ijtihad”. Sejalan dengan pendapat ini, Al-Jurjani dalam Kitāb At-Ta’rīfāt mendefinisikan, bahwa ilham ialah: “sesuatu yang dilimpahkan ke dalam jiwa dengan cara pemancaran, ia merupakan ilmu yang ada di dalam hati/jiwa, dan dengannya seseorang tergerak untuk melakukan sesuatu tanpa didahului dengan pemikiran”. Ilham dalam pengertian ini hampir sama dengan pengertian instink yang dikenal dalam dunia Psikologi, yaitu “pola tingkahlaku yang merupakan karakteristik-karakteristik spesi tertentu, tingkahlaku yang diwariskan dan dilakukan secara berulang-ulang yang merupakan khas spesi tertentu. Bahkan menurut Sigmund Freud, ia merupakan sumber energi atau dorongan primal yang tidak dapat dipecahkan. 
Dari pengertian ini dapat disimpulkan, bahwa perbedaan antara kedua istilah yang disebutkan terakhir (ilham dan ta’lim) terletak pada proses/cara memperolehnya. Ilham hanya dapat diperoleh atas kehendak Allah, tanpa usaha manusia, sedangkan ta’lim harus melalui usaha manusia, kecuali ilmu ladunniy yang dalam pandangan ahli tasawuf proses perolehannya sama dengan ilham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar